-->

Dua Kuasa Alloh Bertemu


Hari ini Senin,  4 Juni 2012 sekitar pukul 18 atau enam sore terjadi gerhana bulan sebagian.  Namun gerhana kali ini agak berbeda dengan gerhana yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya karena dalam waktu yang sama terjadi pula gempa bumi yang berpusat di sukabumi , dengan goncangan sekitar 6,1 SR tersebut terasa hingga ibukota  Jakarta dan Bandung . Dua peristiwa alam yang semestinya tidak disikapi biasa. Mengapa demikian?

Kabar dari Rasululloh SAW.

“Sesungguhnya matahari dan bulan itu merupakan dua (tanda) dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak juga karena kehidupan seseorang. Oleh karena itu, jika kalian melihat hal tersebut maka hendaklah kalian berdo’a kepada Allah, bertakbir, shalat dan bersedekah”. Setelah itu, beliau bersabda : “Wahai umat Muhammad, demi Allah, tidak ada seorang yang lebih cemburu dari Allah jika hambaNya, laki-laki atau perempuan berzina. Wahai umat Muhammad, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis” [Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhani]

Dalam hadist diatas Rasululloh SAW memerintahkan kepada kita untuk banyak berdo’a, mengagungkan Alloh dengan bertakbir, sholat dalam hal ini sholat gerhana dan bersedekah. Yang menarik dari hadist diatas adalah sikap cemburunya Alloh. Bagaimana sebenarnya cemburunya Alloh? Dalam hadist diatas secara khusus disebutkan bahwa cemburunya Alloh jika hambanya berzina namun dalam hadist yang lain Rosululloh Saw bersabda :

"Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala cemburu dan cemburunya Allah bila seseorang mendatangi apa yang Allah haramkan atasnya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Intinya cemburu adalah sikap ketidak-sukaan, jadi Alloh SWT tidak suka melihat hambanya melakukan tindakan atau perbuatan yg diharamkan-Nya, Alloh cemburu jika kita maksiat kepada-Nya.

Banyak menangis sedikit tertawa

Apa yang rosul ketahui dan kita tidak ketahui? Sehingga jika kita mengetahui apa yang Rosul ketahui kita akan sedikit tertawa dan banyak menangis?

Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis”.
Anas bin Mâlik radhiyallâhu'anhu –perawi hadits ini- mengatakan,
Tidaklah ada satu hari pun yang lebih berat bagi para Sahabat selain hari itu. Mereka menutupi kepala mereka sambil menangis sesenggukan”.
(HR. Muslim, )

Imam Nawawi rahimahullâh berkata,
“Makna hadits ini, ‘Aku tidak pernah melihat kebaikan sama sekali melebihi apa yang telah aku lihat di dalam surga pada hari ini. Aku juga tidak pernah melihat keburukan melebihi apa yang telah aku lihat di dalam neraka pada hari ini. Seandainya kamu melihat apa yang telah aku lihat dan mengetahui apa yang telah aku ketahui, semua yang aku lihat hari ini dan sebelumnya, sungguh kamu pasti sangat takut, menjadi sedikit tertawa dan banyak menangis”.
(Syarh Muslim,)

Hadits ini menunjukkan anjuran menangis karena takut terhadap siksa Allâh Ta’ala dan tidak memperbanyak tertawa, karena banyak tertawa menunjukkan kelalaian dan kerasnya hati.

Gempa Bumi

Gempa bumi dalam kacamata ilmu pengetahuan terjadi karena beberapa sebab diantaranya gempa vulkanik Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Kemudian gempa tektonik Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Terlepas dari teori diatas mari kita lihat bagaimana paparan uswah kita Rosululloh SAW.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

‘Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi”( HR. Bukhori)
Diriwayatkan dari salamah bin Nufail as-Sakuni ra beliau bersabda :

“Kami pernah duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam… (lalu beliau menuturkan haditsnya) dan sebelum Kiamat ada dua kematian yang sangat dahsyat, dan setelahnya terjadi tahun-tahun yang dipenuhi dengan gempa bumi.”(HR. Ahmad, Thabroni,bazzar dan Abu Ya’la).

Ibnu Hajar rahimahullah berkata, “Telah terjadi banyak gempa di negeri-negeri bagian utara, timur, dan barat. Namun yang jelas bahwa yang dimaksud dengan banyaknya gempa adalah cakupannya yang menyeluruh dan terjadi secara terus-menerus.”
Hal ini diperkuat dengan riwayat dari ‘Abdullah bin Hawalah Radhiyallahu anhu, beliau berkata:

“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan kedua tangannya di atas kepalaku, lalu beliau berkata, ‘Wahai Ibnu Hawalah! Jika engkau melihat kekhilafahan telah turun di atas bumi-bumi yang disucikan, maka telah dekatlah gempa, bencana dan masalah-masalah besar, dan hari Kiamat saat itu lebih dekat kepada manusia daripada dekatnya kedua tanganku ini dari kepalamu.” (Musnad Ahmad)

Bahkan Alloh berfirman memperingatkan hambanya tentang peristiwa ini.

“Katakanlah : Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu kepada keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)".[Al An'am : 65]
Maksud dari "azab dari atas" dalam ayat tersebut adalah seperti petir, halilintar yang  menghancurkan, dan angin topan. Adapun makna “azab dari bawah" adalah seperti gempa dan tanah longsor.

Diantara kedua peristiwa gerhana dan gempa

Malam ini Alloh SWT menunjukkan dua kekuasaan-Nya sekaligus, pada malam ini semestinya kita menjadi sepandai-pandai hamba yang mengambil manfaat dari dua peristiwa ini.
Renungkanlah firman Allah SWT: “Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)”.
Khouf ( takut) dan Roja’ ( harap) adalah sikap yang pantas bagi hamba beriman dalam menyikapi dua peristiwa malam ini.  Takut akan adzab Alloh yang ditimpakan karena sebab semakin maraknya, merajalelanya kemaksiatan di muka bumi dan berharap semoga Alloh menyelamatkan kita dari tindakan maksiat, dosa yang menjadi penyebab segala musibah di muka bumi.
Firman-Nya:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” (QS. Ar-Rum: 41).

Renungkan hadist dibawah ini:

Seorang hamba pelaku maksiat (kalau dia mati) maka para hamba, negeri-negeri, pepohonan dan hewan-hewan ternak akan tenang dari (akibat maksiat) nya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Maka berdoa, mengagungkan Alloh Ta’ala, Sholat dan sedekah adalah amalan terbaik untuk mewujudkan harap dan perlindungan.

Allohu A’lam Bishowab